المطابقة
I. PENDAHULUAN
Ilmu Balaghah adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana menyusun kalimat dengan baik dan bagaimana mengucapkannya secara benar. Dalam ilmu balaghah terdapat ilmu badi’, yakni ilmu untuk mengetahui macam-macam cara dalam memperindah pembicaraan yang mutabiq dengan muqtadhol hal. Jalan untuk memperindah kalam ini ada yang dititikberatkan pada memperindah makna dan ada pula yang dititikberatkan pada memperindah lafadz.
Pada pertemuan sebelumnya, telah dibahas tentang ilmu bayan. Pada kesempatan ini pemakalah akan mengulas sedikit tentang al-Muthabaqah atau yang sering kita dengar adalah Thibaq. Thibaq merupakan salah satu dari variasi uslub dalam bahasa arab. Gejala ini muncul pada tataran kata dalam suatu jumlah. Untuk pembahasan lebih lanjutnya akan dipaparkan dalam pembahasan. Baik itu pengertian ataupun macam-macam dari thibaq.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian Al-Muthabaqah
B. Macam-Macam Al-Muthabaqah
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Muthabaqah
Pengertian Al-Muthabaqah (at-thibaq) adalah:
الطباق هو الجمع بين الشيء وضدّه في الكلام[1]
Al-Muthabaqah (Thibaq) adalah berkumpulnya dua kata yang berlawanan dalam suatu kalimat.[2]Yakni berhimpunnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata tersebut saling berlawanan dari segi maknanya.
Dua kata yang berkumpul dalam satu kalimat itu bisa berupa dua isim, dua fi’il, dua huruf, ataupun dua macam kata yang berbeda.
Contoh:
1. Berupa dua isim
كتاب أنزلناه إليك لتخرج الناس من الظلمات إلى النور (ابراهيم: ۱)
“(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang.”
2. Berupa dua fi’il
و السماء رفعها و وضع الميزان (الرحمن: ۷)
”Dan Allah telah meninggalkan langit dan Dia meletakkan neraca (timbangan).”
3. Berupa dua huruf
“Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”
4. Berupa dua macam kata yang berbeda
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan”
B. Macam-Macam Al-Muthabaqah
Thibaq terbagi menjadi dua macam, yakni:
1. Thibaq Ijab
طباق الإيجاب هو ما لم يختلف فيه الضدّان إيجابًا و سلبًا[5]
Thibaq Ijab ialah thibaq yang kedua katanya berlawanan itu tidak berbeda positif dan negatifnya.[6]Suatu jenis thibaq dinamakan dengant hibaq ijab apabila diantara kedua kata yang berlawanan tidak mempunyai perbedaan dalam hal ijab (positif) dan salab (negatif)nya.
Contoh:
“Dan kamu mengira bahwa mereka itu bangun, padahal mereka tidur.”
Dari contoh di atas kita menemukan dalam setiap kalimat (jumlah) terdapat dua kata yang berlawanan. Kata-kata yang berlawanan dalam kalimat tersebut adalah أيقاظا dan رقود.
Kedua kalimat yang berlawanan tersebut semuanya menggunakan bentuk ijab (positif).
2. Thibaq Salab
طباق السلب هو ما اختلف فيه الضدّان إيجابًا و سلبًا[8]
Thibaq salab adalah thibaq yang kedua kata yang berlawanannya itu berbeda positif dan negatifnya.[9]Yakni kalimat atau ungkapan yang terdapat di dalamnya dua kata yang beroposisi tapi mempunyai sumber kata yang sama. Yang membuat dia bertentangan adalah terdiri dari positif dan negaif.[10]
Contoh:
“Mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah.”
Pada contoh di atas terdapat penggunaan dua kata yang masing-masing berlawanan pada setiap kalimat (jumlah)nya. Kata-kata yang berlawanan tersebut adalah يستخفون من الناس dan لا يستخفون من الله.
Kedua kalimat yang berlawanan tersebut salah satunya berbentuk ijab (positif) dan yang lainnya bebrbentuk salab (negatif).
IV. KESIMPULAN
Thibaq adalah berhimpunnya dua kata dalam suatu kalimat yang masing-masing kata tersebut saling berlawanan dari segi maknanya. Dua kata yang berkumpul dalam satu kalimat itu bisa berupa dua isim, dua fi’il, dua huruf, ataupun dari dua macam kata yang berbeda.
Thibaq dibagi menjadi dua macam, yaitu thibaq ijab yakni thibaq yang kedua katanya berlawanan itu tidak berbeda positif dan negatifnya, dan ijan salab yakni thibaq yang kedua kata yang berlawanannya itu berbeda positif dan negatifnya.
V. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat pemakalah sajikan. Adapun makalah ini telah pemakalah buat dengan sebaik-baiknya. Pemakalah menyadari terdapat banyaknya kekurangan. Untuk itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Harapan pemakalah semoga makalah yang disajikan dapat mendatangkan banyak manfaat bagi pemakalah maupun pembaca.
[1]Ali al-Jarim, Musthofa Amin, Al-Balaghah Waadhihah, (Kairo: Daar Al-Ma’arif, tt), hlm. 281
[2]Ali al-Jarim, Musthafa amin, Terjemah Al-Balaaghatul Wadhihah, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), hlm. 403
[3]Fadhal Hasan ‘Abbas, Al-Balaghah Fununuha wa Afnanuha, (Yordania: Daar Al-Furqan Linnasy’i wa Tauzi’, 1987), hlm. 275-276
[6]Ali al-Jarim, Musthafa amin, Op.cit., hlm. 403
[7]Ali al-Jarim, Musthafa amin, Ibid., hlm. 402
[9]Ali al-Jarim, Musthafa amin,Ibid.hlm. 403
[10]Chekie Paputungan, http://zoolshare.blogspot.com/2013/04/makalah-balaghah-at-thibaq_2.html#.UYPIJeSQb2k, 03-05-2013 22:25
[11]Ali al-Jarim, Musthafa amin, Op.cit., hlm. 402